Jumat, 23 Maret 2012

Nabi Muhammad pun pernah pacaran (tetapi secara islami)

      Sejumlah orang masih belum mengerti mengenai pacaran dalam Islam. Mereka menyangka: “Islam hanya mengenal ta’aruf sebelum pernikahan.” Lantas untuk menolak islamisasi pacaran, mereka pun mengajukan pertanyaan: “Apakah pernah Siti Khadijah pernah pacaran dengan Nabi Muhammad SAW sebelum menikah? Apakah pernah salah satu sahabat Rasullah SAW pernah pacaran sebelum menikah? Bukankah pacaran itu merupakan produk Barat?”
Berikut adalah tanggapan dan jawaban saya, M Shodiq Mustika:
Pacaran bukanlah produk Barat. Pada zaman Nabi Muhammad SAW pun sudah terdapat budaya “pacaran” (dalam arti “saling ekspresikan cinta”). Beliau tidak melarangnya, tetapi justru merestuinya. Lihat artikel Sikap Nabi terhadap Orang yang Ekspresikan Cinta.
Tidaklah benar bahwa Islam mensyariatkan “ta’aruf sebelum pernikahan”. Yang disyariatkan adalah tanazhur, yang kami sebut sebagai pacaran islami. Lihat artikel “Taaruf: Sebuah istilah yang asal keren?
Nabi Muhammad SAW dan para sahabat pun pernah “pacaran” (dalam arti “bercinta pra-khitbah“) sebelum menikah. Metode “pacaran” yang mereka gunakan adalah tanazhur (saling menaruh perhatian). Lihat, sekali lagi, artikel “Taaruf: Sebuah istilah yang asal keren?
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku telah diberi karunia dengan cintanya Khadijah kepadaku.” (HR Muslim, Bab “Keutamaan Khadijah”)
      Ibnu al-Atsir menceritakan dalam Tarikh-nya bahwa setelah mendengar kabar tentang sifat-sifat Muhammad SAW, Siti Khadijah menawarkan kesempatan kepada beliau untuk membawa barang dagangannya ke Syam. Tawaran ini diterima dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar (daripada bila dibawa oleh orang lain). Lantas, Ibnu al-Atsir mengungkapkan “Siti Khadijah sangat gembira menerima keuntungan yang besar itu, tetapi kekagumannya kepada orang yang telah diujinya itu jauh lebih mendalam.” (Kekaguman yang mendalam inilah yang kita kenal sebagai rasa CINTA. Sedangkan ekspresinya kita sebut sebagai “bercinta“.)
         Perhatikanlah bahwa diantara mereka berdua tidak hanya terjadi proses taaruf (dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dsb). Diantara mereka ternyata terdapat pula “interaksi yang mendalam” dalam bentuk kerjasama bisnis. Interaksi yang mendalam seperti itulah salah satu perbedaan utama antara pacaran islami dan taaruf. Lihat artikel “Taaruf dan pacaran islami: Mana yang lebih efektif?
            Pola pacaran islami (alias tanazhur) dengan model kerjasama ala Khadijah-Muhammad itu dapat kita jadikan teladan. Dengan si dia yang Anda sayangi, Anda dapat menjalin kerjasama bisnis, belajar bersama, atau pun melakukan kegiatan bersama lainnya yang membawa manfaat sebesar-besarnya. Justru kalau Anda hanya bertaaruf dengan si dia tanpa interaksi yang mendalam, maka Anda belum sepenuhnya memenuhi Sunnah Nabi tersebut.
LINK PUSTAKA :  http://muhshodiq.wordpress.com/2008/07/03/nabi-muhammad-pun-pernah-pacaran/

Kamis, 22 Maret 2012

MTLH II

KALAH DAN KECEWA ITU BIASA!!!!
TAPI, BANGKIT DAN MEMBUKTIKAN BAHWA 
DIA YANG MENINGGALKANMU, MENGABAIKANMU  ITU YANG RUGI......
ITU BARU SUPEERRR!!

Minggu, 11 Maret 2012

♥ Bismillahirrahmanirrahim ♥ [GS]
ZIKRULLAH YANG MEMBAWA BAHAGIA
=================================
Ketenangan itu dicapai melalui zikrullah. Zikrullah akan memberi ketenangan buat hati. Ketenangan hati itulah kebahagiaan sejati. Tetapi kenapa ada orang yang berzikir tetapi hati tidak atau belum tenang?

Hati adalah sumber dari segala-galanya dalam hidup kita, agar kehidupan kita baik dan benar, maka kita perlu menjaga kebersihan hati kita. Jangan sampai hati kita kotori dengan hal-hal yang dapat merusak kehidupan kita apalagi sampai merusak kebahagiaan hidup kita di dunia ini dan di akhirat nanti.

Ingatlah, untuk menjaga kebersihan hati, (selain berdzikir) kita harus menjaga penglihatan, pendengaran, pikiran, ucapan kita dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan menjaga hal-hal tersebut kita dapat menjaga kebersihan hati kita. Dengan hati yang bersih kita gapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi berhati-hatilah menjaga hati karena ia adalah penyebab ketenangan dan kebahagiaan diri!

Kita harus melatih hati kita agar selalu berniat baik dan ingin sesuatu yang baik. Selalu riang, gembira dan tenang dengan setiap pekerjaan yang dilakukan. Selalu melakukan kerja amal, tolong menolong, bergotong royong, selalu berbicara benar, sopan dan hidup dengan berkasih sayang antara satu dengan lainnya.

Marilah kita bersihkan hati kita dari segala kotorannya dengan memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbanyak doa agar Allah SWT mengaruniakan kita hati yang bersih dan selalu dekat dengan-Nya. Itulah beberapa hal yang mungkin dapat kita jadikan landasan untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia ini dan juga sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan akhirat nanti.

Sebenarnya kebahagiaan hidup yang hakiki dan ketenangan hanya didapatkan dalam agama Islam yang mulia ini. Sehingga yang dapat hidup bahagia dalam arti yang sebenarnya hanyalah orang-orang yang berpegang teguh dengan agama.

*******************************

Arti bahagia
==========
Secara mudah kebahagiaan itu adalah memiliki hati yang tenang dalam menghadapi apapun tes dalam kehidupan. Inilah arti bahagia yang sebenarnya sesuai petunjuk Allah di dalam Al Quran. Firman Allah:
"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia. (Ar-Ra'd 13:28)

Rasulullah S.A.W. juga telah bersabda:
"Bahwasanya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Bila ia baik, baik pulalah seluruh tubuh, tetapi apabila ia rusak maka rusak pulalah seluruh badan. Ingatlah ia adalah hati. "
(Riwayat Bukhari Muslim)

Rasulullah S.A.W bersabda lagi:
"Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda tetapi kekayaan itu sebenarnya adalah kaya hati"
Kaya hati berarti hati yang tenang, lapang dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki - bersyukur dengan apa yang ada, sabar dengan apa yang tidak.

Oleh itu hati perlu dibersihkan serta dipulihara dan dipelihara "kesehatannya" agar lahir sifat-sifat mazmumah seperti amanah, sabar, syukur, qanaah, reda, pemaaf dan sebagainya. Puncak kebahagiaan adalah ketika hati seseorang mampu mendorong pemiliknya melakukan kebaikan dan menghindari kejahatan dan larangan yang ditentukan oleh Islam dengan mudah dan secara "auto pilot".

Wallahua'lam

~ Genta Rasa ~
Page  Saling mengingatkan untuk Shalat wajib 5 waktu dan shalat-shalat Sunnah

MTLH

Semakin kuat cinta, akan semakin lumpuh logika.

Itu sebabnya, tanpa kau sadari - engkau terkadang menelantarkan kasih sayang orang tua dan mengabaikan nasihat baik, karena engkau meyakini bahwa cintamu benar dan suci.

Mungkin kau benar dalam rasa cintamu, tapi juga sangat besar kemungkinanmu salah memilih orang untuk kau cintai.

Maka berhati-hatilah jika hatimu sedang dikuasai oleh cinta.

Karena, cinta sering bersedih melihat orang menghinakan dirinya sendiri dengan mengenakan cinta untuk menopengi nafsu.

Cinta memuliakan jiwa yang memuliakan dirinya.

Mario Teguh - Loving you all as always